Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah merubahnya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya. Dan jika tidak mampu, maka dengan hatinya. Dan itulah selemah-lemahnya iman (HR. Muslim)

Saturday, February 20, 2010

Kenali produk keuangan syariah dari Islam untuk Islam

Asuransi Syariah Takaful Indonesia

Assalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuh,

Saya merasa sangat perlu menyampaikan hal ini:
  1. Asuransi syariah dan produk2 keuangan syariah lainnya penting diketahui oleh ummat untuk mengurangi resiko dan berinvestasi yg halal dan aman.
  2. Takaful adalah Asuransi Islam Group Takaful Internasional. Pelopor Asuransi Syariah sejak th 1994 atas prakarsa para Ulama dan Cendekiawan Muslim Indonesia. Sistemnya Full Syariah dan Pemilik Sahamnya juga Perusahaan2 Besar Islam. Berdiri dari Islam dan untuk kemaslahatan ummat Islam.
  3. Jangan memilih asuransi syariah maupun produk-produk keuangan syariah lainnya milik non muslim yang hanya memanfaatkan peluang bisnis dan tidak mengenal syariat
    islam bahkan mengingkarinya. Akhir-akhir ini sudah mulai muncul produk-produk keuangan syariah milik non muslim, hindarilah dan jangan membantu menyuburkannya. Pasti mereka tetap memiliki produk non syariah, iklannya biasanya gencar di media tetapi ironisnya marketingnya terkadang juga orang islam yg saya rasa blm tau atau tdk mau tau perusahaan itu milik siapa dan utk apa. Alangkah indahnya jika kita bekerja untuk ibadah dan tentunya dalam kasus ini akan lebih menyuburkan produk syariah milik perusahaan islam karena keuntungan perusahaan akan kembali kepada ummat islam bukan justru menolak islam dengan cara-cara yg mungkin tdk kita sadari, misalnya merusak akhlak, dsb.
  4. Jika menyuburkan produk milik non muslim dan berakibat menyakiti islam maka kita ikut berdosa, naudzubillahimindalik.
Tegakkan dakwah mengikuti Rasulullah SAW, karena islam adalah kebenaran dari Allah Azza wa Jalla untuk semua manusia bukan sebagian kaum. Jangan biarkan manusia disekitar kita tidak memahami Islam.

Smoga kita semua senantiasa mendapat petunjuk dan hidayah dari Allah amiin.

Wassalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuh,

Download file-file penting di http://yukdownloadyuk.blogspot.com

Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasululullah SAW bersabda:
"Barangsiapa mengajak kepada petunjuk maka dia mendapatkan pahala seperti orang yang mengikutinya dan pahala mereka tidak dikurangi sedikit pun.
Dan barangsiapa mengajak kepada kesesatan maka ia mendapatkan dosa seperti orang yang mengikutinya, dan dosa mereka tidak dikurangi sedikitpun." HR. Muslim

Baca selengkapnya......

Friday, January 18, 2008

Profil Ideal Pemasar Syariah

Asuransi Syariah Takaful Indonesia

Profil Ideal :
1. Bertanggung jawab
Kesadaran terhadap kewajiban dan tanggung jawab kepada Allah SWT dan sesama makhluk menjadikan pribadi yang berguna dan bertanggung jawab dalam masyarakat
2. Mandiri
Islam melarang keras menggantungkan nasib pada pihak lain.
3. Kreatif
Tidak kehabisan akal
4. Belajar dari pengalaman
Kegagalan dan kesuksesan harus dilihat sebagai media pembelajaran.
5. Selalu optimis dan tidak mudah putus asa
Jangan berputus asa dari rahmat Allah SWT.

6. Jujur dan dapat dipercaya
Integritas yang meneladani sifat Nabi yang Al-amiin.
7. Sabar dan tidak mudah panik
Yakin bahwa Allah adalah Maha Pengasih lagi Penyayang.

Hal-hal yang harus dilakukan :
1. Tidak boleh mempraktikkan kebohongan dan penipuan mengenai barang/ jasa yang dipasarkan.
2. Harus tegas dalam timbangan dan takaran
3. Harus rendah hati dan bertutur kata sopan
4. Adil terhadap semua customer/ client.
5. Memberi layanan yang memuaskan
6. Sportif dalam berkompetisi
7. Saling mengasihi dan mengutamakan tolong menolong
8. Menentukan harga dengan adil
9. Profesional yang berarti: ahli dalam bidangnya, menuntaskan tugasnya, dan bersungguh-sungguh(komitmen)
10. Saling menghormati dan tidak negative thinking
11. Senang memberi reward dalam kerangka meningkatkan ukhuwah

Transaksi yang harus dihindari :
1. Gharar, ketidakjelasan dan ketidakpastian
2. Tadlis, penipuan
3. Menimbun barang untuk menaikkan harga
4. Menjual barang hasil curian dan/ atau korupsi
5. Najasy, iklan palsu
6. Mengingkari perjanjian
7. Banyak bersumpah untuk meyakinkan pembeli
8. Mempermainkan harga
9. Memaksa dan menekan
10. Mematikan pedagang kecil
11. Ikhtiar, menjual sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi
12. Menjual sesuatu yang haram
13. Suap
14. Tallaqi rukban, tindakan tengkulak

Baca selengkapnya......

Wednesday, October 10, 2007

Siagakan mudik Anda dengan TELKOMSEL siaga bersama Asuransi Syariah Takaful

Asuransi Syariah Takaful Indonesia


Sumber: Iklan Jawa Pos TELKOMSEL siaga

Lindungi kembali diri Anda dan keluarga di perjalanan dengan mendaftarkan lagi ke Asuransi Kecelakaan Diri Syariah Takaful Safari agar perjalanan mudik Anda semakin tenang.

Santunan meninggal dunia karena kecelakaan di dalam kendaraan pribadi maupun umum Rp. 100.000.000,-
Santunan meninggal dunia karena kecelakaan di luar kendaraan pribadi maupun umum Rp. 50.000.000,-
Pengobatan rawat inap akibat kecelakaan Rp. 250.000,-/hari
(maksimum per periode perawatan) Rp. 2.500.000,-

Caranya
ketik : takaful#nama lengkap#umur
contoh : takaful#Arief Budi Sanjaya#31

SMS ke 25700

Premi hanya Rp. 8000,- (belum termasuk PPN) untuk 10 hari perlindungan.

Masa berlaku perlindungan dimulai setelah balasan SMS dari TELKOMSEL yang berisi nomor polis asuransi nasabah diterima oleh pelanggan.

Untuk keterangan lebih lanjut hubungi Customer Care Takaful Indonesia di 021 799 1234 atau 25700 (khusus pelanggan Telkomsel)

Info lebih lanjut :
Berlaku untuk semua perjalanan, tidak hanya untuk mudik lebaran.
Premi Anda tidak terbuang percuma andaikata tidak terjadi musibah bahkan menjadi sodaqoh amal jariyah karena termasuk tabarru' (premi yang diikhlaskan untuk saling tolong menolong sesama peserta takaful).
Jadi kami semua peserta takaful dalam semua produk asuransi syariah kami termasuk Anda nanti dalam produk takaful safari telah saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan. Perusahaan Takaful hanya sebagai amanah untuk mengelolanya.

"Dari Nu'man bin Basyir ra, Rasulullah SAW bersabda, Perumpamaan persaudaraan kaum muslimin dalam cinta dan kasih sayang diantara mereka adalah seumpama satu tubuh. Bilamana salah satu bagian tubuh merasakan sakit, maka akan dirasakan oleh bagian tubuh yang lainnya, seperti ketika tidak bisa tidur atau ketika demam." (HR. Muslim).

Selagi masih dalam bulan ramadhan mubarok segera daftarkan diri Anda, siaga dan beramal, insya Allah barokah..amiin.
Sebarkan kebaikan ini kepada saudara, teman, tetangga, dsb, semuanya OK..
Jika belum memakai TELKOMSEL, beli perdananya untuk meraih manfaat ini.

Kami Pelopor Asuransi Syariah di Indonesia, telah melayani masyarakat dengan jasa asuransi yang sesuai dengan prinsip syariah, yaitu tidak mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, dzulm (penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat.

Taqobalallahu Minna Wa Minkum

Baca selengkapnya......

Wednesday, August 22, 2007

Renungan tentang ekonomi islam

Asuransi Syariah Takaful Indonesia

Saya mencoba menuangkan dalam kata-kata kesimpulan dari apa yang saya terima saat pengajian di mesjid Al-Akbar ruang Abu Bakar bertepatan pada tgl 17 Agustus 2007.

Bismillaahirrohmaanirrohiim..

Rasulullah dikenal dengan sebutan Al-Amin (yang dapat dipercaya) bukan di dalam mesjid, melainkan di market (perdagangan) karena kejujurannya. Mengutamakan perputaran barang dengan harga murah. Sehingga terjadi falah antara penjual dan pembeli.

Ada 2 peperangan Rasulullah Muhammad Salallaahu 'Alaihi Wasallam dalam hal ekonomi :
1. Perang dalam hal melarang Riba (sistem bunga)
2. Perang dalam hal menunaikan zakat.

Sistem bunga (riba) diperkenalkan pertama kali oleh YAHUDI.

Suatu negeri yang memakai sistem bunga tidak akan berdiri tegak (makmur) melainkan terhuyung-huyung seperti disebutkan dalam surat Al-Baqoroh : 275)
Contoh paling dekat negeri kita tercinta: Indonesia.
Di negara kita masih banyak usaha yang memakai sistem riba.

Dalam suatu perdagangan islami antara penjual dan pembeli harus saling menguntungkan.
Pada zaman Rasulullah di dalam market ada 3 pihak :
a. Pedagang
b. Pembeli
c. Pengadilan market, yang salah satu fungsinya mengatur harga barang, sehingga sudah cukup mengenal kisaran harga barang yang layak (COGS, dsb).

Pelajari dan cermati perdagangan jaman rasulullah sallaahu alaihi wassalam.
Betapa makmurnya negeri saat itu. Pada jaman tersebut ada penengah antara penjual dan pembeli sebagai pengadilan market (ma'af istilahnya lupa). Sehingga ada keadilan terhadap harga barang di pasar. Penjual tidak boleh menjual terlalu mahal dan pembeli tidak boleh menawar harga terlalu murah.
Tetapi lihatlah khususnya negeri kita, pengadilan market tidak ada, apalagi ma'af keadilan masih kurang ditegakkan..masya Allah.
Hal ini bisa dibandingkan dengan negara lain, salah satu contoh mereka bisa menjual dengan harga yang sangat murah. Barang-barang kita dijual sangat mahal sampai-sampai ada anekdot harga mineral lebih mahal dari harga bahan bakar.

Hal yang paling utama dalam perdagangan ialah Akhlak. Kemudian ditunjang dengan tauhid, adil, jujur, dsb.
Sebenarnya dalam islam, penjual/ produsen jika sudah mencapai titik BEP (Break Even Point), itu sudah bagus. Karena berarti sudah bisa menggaji karyawan (manajer - bawahan) dsb. Sehingga tidak diperkenankan mencapai laba maksimal.

Dampak negatif perdangangan yang tidak islami sudah terjadi dan trend di negara kita
menyebabkan banyak orang tergiur dengan keuntungan yang maksimal tersebut, akhirnya muncul :
- Barang-barang dijual sangat mahal, padahal daya beli masyarakat rendah.
Keuntungan sangat maksimal dgn biaya produksi sangat rendah.

- MLM (Multi Level Marketting), hukumnya bagi sebagian orang masih dianggap samar-samar, tetapi bagi saya pribadi setelah mendapat kajian ini, maka MLM ini tidak islami karena mengutamakan keuntungan pribadi. Munculnya pertama kali juga dari non muslim. Saat ini menjadi trend karena banyaknya orang yang tergiur dengan keuntungan yang dijanjikan dan masalah kebutuhan hidup yang sangat tinggi.

- penipuan berupa investasi, misalnya : Wahana Globalindo Bersama dengan iming-iming bunga dari investasi dollar sebesar 2% per bulan setahun 24%.

- produksi makanan yang mengandung zat berbahaya, maka penjualan barang ini walaupun perusahaan rugi pun tetap tidak halal. Misal saos, zat penyebab kanker, dsb.

- Barang palsu, bahkan obat-obatan juga dipalsu..masya Allah. Orang sakit tidak malah sembuh tetapi dipercepat untuk meninggal dunia.


Kemunduran lain yang terjadi adalah: masyarakat non muslim lebih giat mempelajari ilmu ekonomi syariah, sedangkan muslim sendiri mulai mengingkarinya, dan menghalalkan riba..naudzubillahimindalik.
Dosen syariah di Trisaksi adalah seorang non muslim yang cukup fasih menyampaikan ekonomi syariah.

Padahal telah terjadi bukti di tahun 1998 saat krisis moneter beberapa bank konvensional mengalami kebangkrutan dan beberapa mendapat suntikan dana yang sanagat besar. Alhamdulillah Bank syariah seperti Bank Muamalat tidak terpengaruh. Sehingga muncullah pemikiran bahwa produk syariah lebih bagus, dan produk syariah mulai diminati bagi yang menyadarinya. Ini juga membuktikan Al-quran adalah satu-satunya petunjuk dari Allah yang akan menuntun ke arah kehidupan yang lebih baik, di dunia maupun di akherat.

Sektor moneter juga diperkenalkan oleh yahudi, saat ini terbukti banyak kelemahannya dibandingkan sektor riil yang berlaku di jaman rasulullah. Cina sangat kuat karena Cina lebih ahli dalam sektor riil, menjual harga sangat murah dengan menekan biaya. Ketika terjadi gejolak kurs mata uang, Cina tidak terpengaruh karena sudah memiliki beberapa trilyun Dollar dari bisnis sektor riil. Negara eropa lebih ahli dalam sektor moneter (pertukaran mata uang). Bagaimana dengan negara kita?

Alhamdulillah beberapa contoh lain : ilmuwan non muslim yang berusaha mempelajari Al-quran akhirnya bersyahadat masuk islam karena menemukan petunjuk kebenaran di dalam Al-quran yang tidak mungkin datangnya dari manusia, melainkan dari Allah subhanahu wa ta'ala. Misalnya masalah isra' mi'raj, dsb.

Jangan beranggapan bahwa muslim tidak boleh kaya, tapi kayalah dengan cara yang benar. Utamakan kebaikan bersama ummat diatas kepentingan pribadi dengan akhlak yang baik. Hindari riba dan sampaikan zakat kepada yang berhak.

Orang yang tidak mengeluarkan zakat lebih kejam daripada perampok/ pencuri. Artinya rang yang tidak mengeluarkan zakat adalah seorang pencuri harta fakir miskin. Sedangkan Perampok/ pencuri biasanya mencuri harta orang kaya.
Tapi bukan berarti perampok/ pencuri itu dihalalkan.


Firman Allah tentang Riba :

S U R A T A L - B A Q A R A H

2:275. Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

2:276. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.

2:278. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.

2:279. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertobat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.

S U R A T A L - I M R O N

3:130. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.

S U R A T A N - N I S A '

4:161. dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.

S U R A T A R - R U U M

30:39. Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).

Baca selengkapnya......

Monday, August 6, 2007

Etika Bisnis dalam Islam

Asuransi Syariah Takaful Indonesia

H. SYAMSUL FALAH, MEc.
Bank Muamalat Indonesia

Islam Agama Komprehensif & Universal

Syariah Islamiyah adalah undang-undang yang komprehensif dan universal. Komprehensif berarti meliputi semua aspek dan bidang kehidupan yang secara garis besar dapat diklasifikasi menjadi tiga sub-sistem yaitu : Aqidah, Syari’ah dan Akhlaq. Aqidah adalah hukum-hukum yang bersangkut paut dengan keimanan dan ketauhidan yang merupakan dasar keislaman seorang muslim. Syari’ah adalah hukum-hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Khaliq maupun dengan makhluq. Sedangkan Akhlaq menitik beratkan pada pendidikan rohani dan pembersihan hati dari sifat-sifat tercela dan menghiasi dengan sifat-sifat yang terpuji.

Syariat ini merupakan ciptaan Allah SWT, maka ia tidak terbatas oleh ruang dan waktu, maka ia adalah sistem yang universal. Ia sesuai untuk sepanjang zaman dan semua tempat, tidak lapuk ditelan zaman dan tidak kering dimakan hari. Prinsip Syari’ah Islamiyah tidak dapat berubah, walaupun hukum-hukum cabangnya mungkin dapat berubah.

Keadaan geografis, jarak dan perbedaan alam tidak menjadi sebuah halangan bagi kecocokan dan keunggulan sistem ini, karena hukum Islam bukan diciptakan oleh manusia melalui fikiran, pengetahuan dan pengalamannya. Ia merupakan ciptaan Sang Khaliq Allah SWT Tuhan yang Maha Mengetahui dan Maha Mencipta alam semesta.

Syari’ah Islamiyah dan seluruh hukumnya tidak boleh dipisah-pisahkan atau dipecah-pecah, karena ia bersifat kully. Mengambil sebahagian-sebahagian dan meninggalkan sebahagian yang lain tidak akan dapat mencapai objectif Syari’ah; tujuan dan falsafahnya tidak akan dapat ditegakkan. Bahkan perbuatan seperti ini bertentangan dengan tuntutan Syari’ah dan nash-nash hukum. Beriman dengan sebagian ayat Al-Qur’an dan mengingkari sebagian yang lain membawa seorang hamba kepada suatu kehinaan. Sikap seperti ini tidak akan membawa kepada kebaikan dan kemuliaan kepada ummat Islam. Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah : 85 :

Apakah kamu beriman kepada sebagian Al-Kitab dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan kebaikan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.

Begitu juga Allah berfirman dalam surah An-Nisa : 150-151 :

Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasulNya, dan bermaksud membeda-bedakan antara Allah dan rasul-rasulNya dengan mengatakan : “kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian yang lain”, serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) diantara yang demikian (iman atau kafir) # merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.

Bisnis dan Perdagangan dalam Pandangan Islam

Bisnis dan perbagangan termasuk dalam kegiatan manusia yang terpenting, dan manusia adalah makhluk yang memerlukan teman dan kelompok. Bisnis dan perdagangan diperlukan karena tidak ada seorangpun yang dapat hidup dengan sempurna, mampu menyediakan segala keperluan dan tuntutan hidupnya sendiri tanpa melibatkan orang lain. Oleh karena itu manusia saling memerlukan, bekerjasama dan saling tolong menolong.

Islam mendorong ummatnya berusaha mencari rezeki supaya kehidupan mereka menjadi baik dan menyenangkan. Allah SWT menjadikan langit, bumi, laut dan apa saja untuk kepentingan dan manfaat manusia. Manusia hendaklah mencari rezeki yang halal. Firman Allah dalam surah An-Naba(78) : 10-11 :

Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian. Dan Kami jadikan siang untuk penghidupan. Dalam ayat itu Allah mengajarkan keseimbangan antara mencari rezeki untuk kehidupan dan beristirahat (leisure). Malam hari untuk beristirahat dan mengumpulkan tenaga dan siang hari bekerja mencurahkan tenaga, berbisnis berdagang untuk mencari rezeki.

Dalam beberapa hadist Rasulullah SAW memberikan dorongan kepada ummatnya untuk mencari rezeki dengan berusaha dan berdagang. Rasulullah sendiri adalah contoh seorang pedagang yang sukses. Ketika masih kecil beliau telah menemani pamannya Abu Thalib berdagang ke Syam, bahkan beliau sendiri menjalankan bisnis milik Siti Khadijah ke Syam dan kembali dengan keuntungan yang besar. Ini adalah bukti kemampuan, kepercayaan dan amanah beliau sebagai pedagang. Rasulullah SAW bersabda :

“Pedagang yang amanah dan benar akan ada bersama dengan para syuhada di hari qiyamat nanti” (HR. Ibnu Majah dan al-Hakim)

“Tidak ada makanan yang lebih baik yang dimakan oleh seseorang daripada yang dihasilkan oleh tangannya sendiri”. (HR. Bukhari)

Para sahabat Rasul juga banyak yang menjadi pengusaha dan bussinessman yang sukses. Diantaranya adalah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Ustman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, dan lain-lain.

Walaupun Islam mendorong ummatnya untuk berdagang, dan bahkan merupakan fardhu kifayah, bukan berarti dapat dilakukan sesuka dan sekehendak manusia, seperti lepas kendali. Adab dan etika bisnis dalam Islam harus dihormati dan dipatuhi jika para pedagang dan pebisnis ingin termasuk dalam golongan para nabi, syuhada dan shiddiqien. Keberhasilan masuk dalam kategori itu merupakan keberhasilan yang terbesar bagi seorang muslim. Robbana aatina fiddunya hasanah wafil aakhirati hasanah waqinaa ‘adzabannaar.

Ummat Islam dalam kiprahnya mencari kekayaan dan menjalankan usahanya hendaklah menjadikan Islam sebagai dasarnya dan keredhaan Allah sebagai tujuan akhir dan utama. Mencari keuntungan dalam melakukan perdagangan merupakan salah satu tujuan, tetapi jangan sampai mengalahkan tujuan utama. Dalam pandangan Islam bisnis merupakan sarana untuk beribadah kepada Allah dan merupakah fardlu kifayah, oleh karena itu bisnis dan perdagangan tidak boleh lepas dari peran Syari’ah Islamiyah.

Kewajiban Agama Lebih Utama

Orang yang dikuasai oleh harta dan bisnisnya sehingga mengabaikan kewajiban terhadap Allah SWT adalah orang-orang yang iman dan akhlaqnya tipis, dan ini bertentangan dengan Syari’ah Islamiyah. Allah pernah menegur beberapa orang Islam zaman Rasulullah SAW. Pasalnya adalah ketika Rasulullah sedang menyampaikan khutbah Jum’at, mereka mendengar kedatangan kafilah yang membawa dagangan dari Syam. Kebetulan pada waktu itu kota Madinah sedang mengalami kekurangan makanan, sehingga mereka tidak sabar lagi untuk segera mendatangi kafilah tersebut, maka turunlah ayat Allah dalam surat Al-Jum’ah (62):11 :

Dan ketika mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah : “Apa yang di sisi Allah adalah lebih baik daripada permainan dan perniagaan”. Dan Allah sebaik-baik pemberi rezeki.

Demikianlah Allah SWT mencela perbuatan mereka yang mengabaikan kewajiban agama karena urusan bisnis. Adab dan etika bisnis hendaklah dijaga dan kewajiban terhadap Allah tidak boleh diabaikan. Setelah kewajiban ini ditunaikan Allah mendorong orang yang beriman untuk melanjutkan kegiatan bisnisnya, sambil terus mengingat Allah dalam setiap detak jantung dan denyut nadi.

Saling Rela

Kegiatan bisnis dan perdagangan harus dijalankan oleh pihak-pihak yang terlibat atas dasar suka sama suka. Tidak boleh dilakukan atas dasar paksaan, tipu daya, kezaliman, menguntungkan satu pihak diatas kerugian pihak lain. Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisaa (4):29 :

Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berjalan atas dasar suka sama suka diantara kamu

Jauhkan Melakukan Riba

Dalam berbisnis hendaklah harus bersih dari unsur-unsur riba yang telah jelas-jelas dilarang oleh Allah, sebaliknya menggalakkan jual beli dan investasi. Haramnya riba telah jelas, tetapi dalam dunia usaha bukanlah hal yang mudah bagi kita untuk menghindarkan diri dari cengkraman riba. Walaupun demikian kita harus terus berusaha mengatasi hal ini dengan merumuskan langkah-langkah alternatif yang efektif. Dalam surah Al-Baqarah : 275 Allah berfirman : dan Allah menghalalkan jual beli, mengharamkan riba.

Islam mendorong masyarakat kepada usaha yang nyata dan produktif. Islam mendorong masyarakat untuk melakukan investasi dan melarang membungakan uang. Perbedaan yang mendasar antara investasi dan membungakan uang. Investasi adalah kegiatan yang mengandung resiko karena berhadapan dengan unsur ketidak pastian.Oleh karena itu pula return dalam investasi tidak pasti dan tidak tetap. Sedangkan praktek membungakan uang adalah kegiatan yang relatif tidak beresiko karena perolehan kembaliannya berupa bunga relatif tetap dan pasti.

Tidak Menipu

Islam mengharamkan penipuan dalam semua aktifitas manusia, termasuk dalam kegiatan bisnis dan jual beli. Memberikan penjelasan dan informasi yang tidak benar, mencampur barang yang baik dengan yang buruk, menunjukkan contoh barang yang baik dan menyembunyikan yang tidak baik termasuk dalam kategori penipuan.

Pada suatu hari Rasulullah SAW mengadakan inspeksi pasar. Rasulullah memasukkan tangannya kedalam tumpukkan gandum yang nampak baik, tetapi beliau terkejut karena ternyata yang di dalam tidak baik (basah). Rasulullah pun bersabda : “Juallah ini (yang baik) dalam satu bagian dan yang ini (yang tidak baik) dalam bagian yang lain. Siapa yang menipu kami bukanlah termasuk golongan kami”. (HR Muslim)

Dalam hadits yang lain Rasulullah SAW berkata :

Tidak halal bagi seseorang menjual sesuatu barang melainkan jika ia telah menjelaskan keadaan barang yang dijualnya dan tidak boleh bagi siapa yang mengetahui hal tersebut (cacat) kecuali ia menjelaskannya (HR Al-Hakim dan Al-Baihaqi)

Dari pernyataan diatas jelaslah bagi kita bahwa Islam mengecam penipuan dalam bentuk apapun dalam berbisnis. Lebih jauh lagi barang yang hendak dijual harus dijelaskan kekurangan dan cacatnya, dan jika ada yang menyembunyikannya adalah suatu kezaliman. Prinsip ini sebenarnya akan menciptakan kepercayaan antara pembeli dan penjual, yang akhirnya menciptakan keharmonian dalam masyarakat.

Tidak Mengurangi Timbangan, Takaran dan Ukuran

Setiap muslim dituntut untuk menegakkan keadilan meskipun terhadap diri sendiri. Mereka juga dituntut untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak tanpa pandang bulu. Dalam berbisnis keadilan dan amanah tetap harus ditegakkan. Mengurangi timbangan, takaran dan ukuran merupakan perbuatan dosa besar. Melalui lisan nabi Syu’aib Allah memerintahkan kepada kita agar beribadah kepada Allah dan mentauhidkanNya, menyempurnakan takaran dan timbangan dan jangan mengurangi hak orang lain dan jangan melakukan kerusakan di muka bumi.

Dan (kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syu’aib. Ia berkata : Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbanganya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang yang beriman. (Al-Araf : 85)

Tidak Menjual Belikan yang Haram

Barang yang diperjual belikan haruslah barang yang halal baik zat maupun sifat-sifatnya. Dalam Islam haram hukumnya memperdagangkan barang-barang seperti minuman keras, daging babi, judi, barang curian, pelacuran dan lain-lain. Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda :

Sesungguhnya Allah SWT jika mengharamkan suatu barang, maka harganya pun haram juga. (HR Ahmad dan Abu Daud)

Ihtikar/Menimbun/Monopoli

Islam memberikan jaminan kebebasan pasar dan kebebasan individu untuk melakukan bisnis, namun Islam melarang prilaku mementingkan diri sendiri, mengeksploitasi keadaan yang umumnya didorong oleh sifat tamak dan loba sehingga menyulitkan dan menyusahkan orang banyak.

Perbuatan ihtikar semacam ini sangat dilarang, Rasulullah SAW menegaskan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim :

Seburuk-buruk hamba ialah orang yang melakukan ihtikar, jika ia mendengar harga barang murah dirusakannya (barang itu) dan jika harganya melambung tinggi ia bergembira.

Keberhasilan bisnis bukan hanya bagaimana kita dapat memaksimalkan keuntungan dengan modal yang minimal dalam jangka waktu singkat. Tetapi juga bagaimana bisnis ini menjadi ibadah yang diridhoi Allah dan dapat memberikan kemashlahatan kepada masyarakat banyak.

Mengambil Kesempatan dalam Kesempitan

Pedagang yang tidak bermoral dan tipis imannya senantiasa mengambil kesempatan dari kelemahan dan kekurangan orang lain dengan menggunakan berbagai cara, agar dapat meraih keuntungan yang besar. Cara seperti ini dalam term fiqh biasanya dikenal dengan sebutan jual beli najash dan talaqqi ar-rukban.

Yang dimaksud jual beli najash adalah seperti seorang yang seolah-olah akan membeli barang dengan harga tinggi, agar calon pembeli yang sebenarnya berani membeli dengan harga yang lebih tinggi. Sedangkan talaqqi ar-rukban adalah seseorang yang mengetahui kedatangan seorang pedagang dari luar kota, orang tersebut membelinya dengan harga murah dan dibawah harga pasaran, kemudian menjualnya dengan harga yang jauh lebih mahal.

Kedua jenis jual beli seperti ini mengandung unsur dosa karena telah mengandung penipuan dan mengambil kesempatan dari kelemahan orang lain.

Tidak Mengandung Gharar dan Maisir

Gharar atau ketidak jelasan. Akad jual beli yang mengandung unsur-unsur gharar dapat menimbulkan perselisihan, karena barang yang diperjual belikan tidak diketahui dengan baik, sehingga sangat dimungkinkan terjadi penipuan. Contohnya jual beli ikan yang masih berada di dalam kolam yang tidak diketahui ukuran, jenis dan rupanya. Gharar dapat mengarah kepada maisir (perjudian).

Demikian beberapa batasan-batasan (etika) yang diberikan oleh Islam dalam kita menjalankan kegiatan ekonomi dan bisnis. Dengan batasan-batasan tersebut kegiatan ekonomi dan bisnis kita akan memiliki nilai ibadah, hal ini sesuai dengan misi diciptakannya manusia. Firman Allah : Tidaklah aku jadikan jin dan manusia melainkan untuk beribadah (kepadaKu).

Wallahu Alam Bishowaab

Bank Muamalat Mendukung Gadai Syari’ah

Satu lagi produk Lembaga Keuangan Syari’ah diluncurkan. Perum Pegadaian yang didukung oleh Bank Muamalat Indonesia telah membuka unit Layanan Syari’ah Pertama di Indonesia. Acara pembukaan kantor baru ini dihadiri oleh Bapak H.Marwan Hanan, SH. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menegah. Dirut Perum Pegadaian dalam sambutaanya mengatakan dalam waktu dekat akan dibuka unit layanan syari’ah lainnya dan akan mengkonversi seluruh cabang pegadaian di Aceh menjadi Syari’ah. Dirut Bank Muamalat Bapak H.Ahmad Riawan Amin dalam sambutannya menegaskan bahwa Bank Muamalat siap untuk memback-up keperluan modal yang diperlukan bagi pembukaan kantor Unit Layanan Gadai Syari’ah Perum Pegadaian. BMI juga akan membuka counter layanan di setiap kantor Layanan Gadai Syari’ah, agar masyarakat dapat lebih mudah berhubungan dengan BMI.

Baca selengkapnya......

Wednesday, June 27, 2007

Investasi Yang Menguntungkan

Asuransi Syariah Takaful Indonesia

Investasi Yang Menguntungkan
Oleh: DR. Amir Faishol Fath


Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu Telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual-beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (At Taubah: 111)

Ibnu Jarir At-Thabari dan Al-Qurthuby meriwayatkan bahwa Abdullah bin Rawahah berkata kepada Rasulullah saw., “Sebutkan syarat untuk Allah dan dirimu sesuai dengan keinginanmu.” Rasulullah menjawab , “Syarat untuk Allah hendaknya kamu semua menyembahNya dan tidak menyekutukanNya. Adapun syarat untukku hendaknya kamu semua membelaku dengan jiwa dan hartamu.” Para sahabat berkata, “Jika kami memenuhi persyaratan tersebut, apa yang akan kami dapatkan?” Rasulullah menjawab, “Surga.” Para sahabat menjawab, “Ini sebuah bisnis yang menguntungkan, maka kami tidak akan mundur sedikit pun.” Lalu turunlah ayat di atas. (lihat Al-Jami’ li ahkamil Qur’an, karya Al-Qurthuby vol. 8, h. 169).

Berbisnis Dengan Allah

Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh.” Ayat ini menggambarkan bahwa setiap hamba yang mengaku beriman seharusnya telah melakukan transaksi dengan Allah, yaitu dengan menyerahkan segala jiwa dan harta untuk Allah, untuk kemudian kelak menerima surga sebagai balasannya. Artinya, semasih sang hamba sibuk menggunakan jiwa dan hartanya hanya untuk kepentingan dirinya, jauh dari keinginan Allah, berarti transaksi belum terjadi.

Lalu bagaimana supaya transaksi itu terjadi? Seorang hamba hendaknya menggunakan seluruh jiwa raga dan hartanya untuk semata menghamba kepada Allah. Dengan bahasa lain, dalam seluruh kegiatan hidupnya tidak ada lain kecuali hanyalah investasi amal shalih untuk Allah swt. Investasi ini tidak hanya berupa ibadah ritual saja, melainkan juga bisa berupa: berbakti kepada kedua orang tua, berbuat baik kepada istri dan anak, menyambung silaturrahmi, menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar, berdakwah dan jihad di jalan Allah, menyambung ukhuwah karena Allah, berbuat baik kepada tetangga, membantu orang-orang lemah, miskin dan korban bencana, mendamaikan orang yang berselisih, saling menolong dalam ketakwaan, menjenguk orang sakit, menyingkirkan duri dari jalanan, dan lain sebagainya.

Segala amal shalih bagi Allah adalah investasi berharga dan sangat mulia, sekalipun tampak di mata manusia tidak ada nilainya. Sebab, Allah swt. tidak akan pernah menyia-nyiakan investasi amal shalih sekalipun hanya sebesar atom: famayya’mal mitsqala dzarratin khyray yarah (barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya) (Az-Zalzalah: 7). Sebaliknya, siapa yang menginvestasikan keburukan sekecil apapun, Allah swt. juga akan mencatatnya: wamayya’mal mitsqaala dzarratin syarray yarah (dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya pula. (Az-Zalzalah: 8 ).

Menjadi Investor Dakwah Dan Jihad

Ketika seorang hamba bertransaksi dengan Allah, dengan menginvestasikan jiwa raga dan hartanya untuk Allah, maka di saat yang sama ia telah siap melaksanakan tugas apa saja dariNya, dan untuk menegakkan ajaranNya. Di antara tugas yang sangat Allah muliakan adalah berdakwah di jalanNya. Allah berfirman, “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shalih dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?” (Fushshilat: 33).

Dakwah di jalan Allah adalah suatu keharusan. Tanpa dakwah kehidupan manusia akan menjadi hancur. Itulah sebabnya mengapa Allah dalam setiap fase sejarah manusia selalu mengutus nabi-nabi yang tugas utamanya adalah berdakwah. Dari sini tampak bahwa seorang hamba hendaknya selalu membuktikan dirinya sebagai penegak ajaran Allah di muka bumi. Ingat, bahwa setan tidak pernah istirahat siang dan malam untuk menyesatkan manusia. Setan berjanji: “Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya.” (Shaad: 82). Dalam surat lain, Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus.” (Al-A’raaf: 16). Perhatikan janji perjuangan setan itu. Benarkah ia telah membuktikan janjinya? Ternyata benar, di mana-mana segala jaringan dan berbagai kemungkinan setan selalu menempuhnya. Padahal ia tahu bahwa perbuatan tersebut pasti mengantarkannya ke neraka. Namun demikian ia tetap bekerja keras untuk itu.

Lalu untuk melawan serangan ganas pasukan setan, kita justru berleha-leha. Bermegah-megah dengan dunia. Dua puluh empat jam dalam sehari kita habiskan hanya untuk mengurus harta. Ngobrol dalam pembicaraan yang tidak ada gunanya. Bukankah itu semua justru merupakan perangkap setan? Berapa banyak orang yang mengaku hamba Allah tetapi dalam pekerjaannya sehari-hari ikut setan? Shalat sering kali diabaikan hanya karena rapat. Dosa-dosa menjadi kebanggaan. Harta haram diperebutkan dengan segala cara. Banyak orang yang shalatnya rajin, korupsinya juga rajin. Banyak yang hajinya rajin, berzina juga rajin.

Seorang hamba Allah seharusnya telah menginvestasikan jiwa raga dan hartanya untukNya. Jika ini benar-benar lakukan secara jujur, ia pasti akan menggunakan seluruh jatah hidupnya untuk berdakwah kepadaNya. Berdakwah dengan mengerahkan segala kemampuan demi tegaknya ajaran Allah, terutama berdakwah dengan amal, artinya ia sendiri mengamalkan ajaranNya dengan sebenar-benarnya. Pengertian dakwah yang sebenarnya bukan hanya terfokus pada aktivitas menyampaikan. Banyak orang yang paham bahwa dakwah hanya menyampaikan. Padahal tidak demikian. Sungguh tidak disebut seorang dai, jika hanya menyampaikan, sementara dirinya tidak mengamalkan apa yang disampaikan. Allah berfirman: “Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.” (Shaf: 3). Rasulullah saw. adalah contoh pribadi dai sejati. Seluruh hidupnya dari pembicaraan dan perbuatan mengandung pelajaran. Langkah ini telah diikuti secara maksimal oleh sahabat-sahabatnya. Karenanya, hidup mereka penuh berkah. Allah swt. senantiasa menurunkan pertolonganNya kepada mereka.

Tidak ada jalan bagi siapa pun yang mengaku diri sebagai hamba Allah, kecuali hanya dengan tunduk total kepadaNya. Mematuhi segala ajaranNya dan menjauhi segala laranganNya. Lebih dari itu ia aktif berdakwah di jalanNya. Inilah seharusnya jalan sang hamba dalam menginvestasikan jiwa raga dan hartanya di jalan Allah. Puncak yang paling tinggi dari seluruh bentuk investasi tersebut adalah berperang di jalan Allah, melawan pasukan orang-orang kafir yang menyerang dan memusuhi Allah. Allah berfirman pada ayat di atas, “Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh.” Di sini seorang hamba benar-benar tidak hanya mengorbankan tenaga dan hartanya, melainkan lebih dari itu seluruh jiwa raganya diserahkan sebagai hadiah terbaik kepada Allah swt. Tidak sedikit dari para sahabat Rasulullah saw. yang telah membuktikan hakikat ini. Mereka berani berhijrah dari kota Makkah ke kota Madinah meninggalkan kekayaan yang telah mereka kumpulkan bertahun-tahun hanya karena Allah. Lebih dari itu mereka senantiasa terlibat langsung dalam berbagai pertempuran melawan orang kafir, dan telah banyak dari mereka yang gugur di medan tempur hanya karena Allah. Inilah gambaran investasi yang sebenarnya dari perjalanan seorang hamba kepada Allah Tuhannya.

Janji Allah Bagi Para Investor Dakwah Dan Jihad

Ustadz Sayyid Quthub –ketika menafsirkan ayat di atas– mengatakan bahwa kebenaran harus bergerak, menghadapi berbagai tantangan kebathilan, sehingga manusia terbebas dari penyembahan terhadap makhluk, menuju penyembahan terhadap Al-Khaliq (lihat Fi dzilaalil qur’an vol. 3. h. 1717). Sejalan dengan ini setiap muslim harus juga bergerak, mengerahkan segala kemampuan untuk menegakkan kebenaran tersebut. Bila ini dilakukan dengan sungguh-sungguh, Allah berjanji bagi mereka akan memberikan surga sebagai balasannya.

Wa’dan alaihi haqqa, artinya bahwa janji ini pasti Allah penuhi. Dan janji ini sudah Allah tegaskan juga pada umat-umat terdahulu. Apakah Anda berminat?

Baca selengkapnya......